Jumat, 04 Desember 2015

TUGAS SOFTSKILL MINGGU KE 3 ETIKA BISNIS

Contoh kasus  MORAL dan IMMORAL

mengenai imoral dan amoral. Mendengar kedua kata tersebut, tentu saja dua-duanya seperti merujuk perlakuan seseorang yang tidak bermoral. Hal itu memang benar, hanya saja tergantung pelakunya. amoral adalah sebuah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang karena kurangnya pengetahuan, memiliki kelainan atau belum cukup umur. Maksudnya adalah seperti ketika anda melihat orang gila di jalan yang berjalan tanpa mengenakan busana apapun. Anda tidak mungkin bisa bilang itu bejat karena walaupun anda bilang seperti itu mereka juga tidak akan mengerti. Hal ini juga sama seperti anak kecil yang telanjang ketika ada tamu di rumah. Mereka tidak mengerti bahwa berlari tanpa busana adalah hal yang tidak sopan. Sedangkan imoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang walaupun orang tersebut sudah tahu bahwa hal tersebut memang salah dan tetap melakukannya. Contoh paling mudah adalah koruptor. Sudah tahu korupsi adalah tindakan yang bejat tetap saja dilakukan. Setelah mempelajari hal tersebut mari kita samakan persepsi bahwa etika dan etiket adalah hal yang berbeda. Jangan pernah menyamakan etika dengan etiket. Itu sama saja ketika anda beurusan dengan orang yang duduk di atas kursi. Anda mungkin bila itu memang wajar, tapi anda akan berpikir lagi kalau ternyata kursinya ditaruh di atas meja dan dia duduk diatas kursi tersebut. Hal yang serupa bisa kita katakan juga saat orang lain melakukan tindakan yang tidak bermoral.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bayuimmanuel/etika-etiket-imoral-dan-amoral_55002d61a33311537250ff74
Pengeertian Agama:
ETIKA DAN AGAMA
Pengertian Agama : Sistem atau prinsip kepercayaan kepada adanya kekuasaan mengatur yang bersifat luar biasa yang berisi norma-norma atau peraturan yang menata bagaimana cara manusia berhubungan dengan Tuhan dan bagaimana manusia hidup yang berkelanjutan sampai sesudah manusia itu mati.

Persamaan dan Perbedaan Etika dan Agama

1.   Persamaan Etika dan Agama ; dapat dibagi berdasarkan, yaitu :
a.    Berdasarkan pada sasarannya
Etika dan Agama sama-sama bertujuan meletakkan dasar ajaran moral, agar manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan yang tidak baik.
b.    Berdasarkan pada sifatnya
Etika dan Agama sama-sama bersifat memberi peringatan dan sama-sama bersifat tidak memaksa
           



Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya

Relativisme etis adalah teori bahwa karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat. Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada. Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif. Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.
Budaya memperlengkapi orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. Beberapa dari sikap dan prilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya adalah sebagai berikut:
(1)      Rasa diri dan ruang;
(2)      Komunikasi dan bahasa;
(3)      Pakaian dan penampilan;
(4)      Makanan dan kebiasaan makan;
(5)      Waktu dan kesadaran akan waktu;
(6)      Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah dan sebagainya);
(7)      Nilai dan norma;
(8)      Kepercayaan dan sikap;         
(9)      Proses mental dan pelajaran; dan
(10)  Kebiasaan kerja dan praktik.

Masyarakat mempengaruhi nilai budaya dari berbagai sumber tidakada manusia tanpa nilai. Nilai yang dipengaruhi itu berasal dari berbagaisumber, baik budaya, budaya agama, sekolah, maupun pengalaman hidupnya semasa kecil. Budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat pada suatu periode waktu tertentu akan diteruskan ke periode waktu yang lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Prosesi pergeseran nilai budaya tersebut biasanya dilakukan melalui kelembagaan keluarga, agama dan sekolah (Lembaga Pendidikan). 



Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1.                       Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2.                       Berfikir secara sistematis.
3.                       Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4.                       Menyeluruh.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1.      Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2.      Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3.      Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang  telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1.      Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2.      Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3.      Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4.      Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1.      Sebagai dasar dalam bertindak.
2.      Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3.      Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4.      Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

HUKUM DALAM ETIKA BISNIS
n  Etika dipandang sebagai “state of the art” hukum yaitu dimana pedoman perilaku yang ada saat ini ditafsirkan ke dalam hukum dan digunakan sebagai pedoman selanjutnya untuk masa yang akan datang.
n  Hukum akan mengkodifikasi harapan dari etika dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Meskipun disadari tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma etika memang bersifat dinamis, tetapi begitu ia dituangkan dalam ketentuan hukum sifat dinamisnya menjadi berkurang/bahkan mungkin menjadi statis. Maka di sini hukum tentunya harus memperhatikan pula apabila adanya perubahan-perubahan (fungsi hukum sebagai sos. eng).
n  Pelaku bisnis mempunyai peranan dalam menumbuhkan bisnis yang berbudaya, bermoral dan taat/sadar hukum. Kesadaran hukum harus dapat merata diantara pelaku bisnis, para eksekutif. Pata birokrat, yang didukung pula oleh  faktor lingkungan yang sehat dalam berbisnis, sehingga budaya bisnis yang baik, sehat tetap terjaga dan terpelihara.
Tokoh Pemimpin dalam sifat kepemimpinannya :
Saya disini mengambil dari tokoh pemimpin yaitu orang tua saya sebagai toko favorite dalam berbisnis , beliau sebagai Makelar Tanah yang sudah dikenal dapat dibilang seperti itu menurut saya sifat beliau dalam berbisnis kunci nomor satu yaitu jujur dan terbuka dalam segala hal berbisnisnya dan tegas serta adil dalam memberikan fee kepada yang bersangkutan yaitu orang orang atau dapat dibilang anak buah beliau.
Aburizal Bakrie lahir di Jakarta, 15 November 1946, Dia adalah anak sulung dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie, dan akrab dipanggil Ical. Selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1973, Ical memilih fokus mengembangkan perusahaan keluarga, dan terakhir sebelum menjadi anggota kabinet, dia memimpin Kelompok Usaha Bakrie (1992-2004). Selama berkecimpung di dunia usaha, Ical juga aktif dalam kepengurusan sejumlah organisasi pengusaha. Sebelum memutuskan meninggalkan karier di dunia usaha, dia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) selama dua periode (1994-2004).52 Pada 2004, Ical memutuskan untuk mengakhiri karier di dunia usaha, setelah mendapat kepercayaan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009. Dan sejak terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2009-2010, waktu dan energinya tercurah untuk mengurus partai.53 Aburizal Bakrie Sebagai pengusaha Indonesia juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009. Ia pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya ia juga pernah 52 Lihat, http://icalbakrie.com. Akses tanggal 28 Agustus 2014. 53 Ibid., 42 menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama, namun posisinya berubah dalam perombakan yang dilakukan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005.54 Ical panggilan akrabnya pernah disebut-sebut sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Dia pengusaha yang terbilang paling gemilang pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya, Bakrie Grup, justru bisa menduduki posisi penting di pemerintahan. Keluarga Bakrie pernah pula dinobatkan oleh Majalah Forbes Asia sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2007. Dia tidak membantah tetapi juga tidak menanggapinya secara berlebihan. Apa rahasia sukses bisnis keluarga ini? KABAR heboh itu bertiup dari Singapura. Dari Negeri Singa itulah, majalah Forbes Asia edisi 13 Desember 2007 dilansir. Isinya, seperti tahun-tahun sebelumnya, memajang daftar orang-orang super-tajir alias terkaya dari Indonesia. Dan yang bikin heboh, jawaranya untuk tahun ini adalah Aburizal Bakrie, pengusaha sekaligus politisi yang pernah tersuruk di masa krisis ekonomi satu dekade silam. Banyak orang terkesiap. Bagaimana mungkin Ical—panggilan akrab Aburizal—yang sebelumnya masih di urutan keenam dengan kekayaan US$ 1,2 miliar, kini menyodok ke urutan teratas? Jawabannya, menurut hasil riset Forbes, terletak pada kemampuannya melipatgandakan pundi-pundi Kekayaannya. 54 Rama Wiranata, ―Analisis Berita Tentang Aburizal Bakrie Sebagai Kandidat presiden di Okezone.com dan Viva.co.id‖, eJournal Ilmu Komunikasi, 2014, 2 (2): hlm. 173. 43 Hanya dalam tempo setahun, kekayaan keluarga Aburizal Bakrie melejit hampir lima kali lipat dari angka tahun lalu menjadi US$ 5,4 miliar atau sekitar Rp 50,2 triliun! Berkat prestasi ini, Aburizal langsung menggusur lima taipan papan atas sekaligus. Bos Grup Raja Garuda Mas, Sukanto Tanoto, yang tahun lalu dinobatkan sebagai orang terkaya, kini turun satu peringkat ke urutan runner-up.55 Grup Bakrie memang sedang mujur. Menurut seorang bankir investasi, kelompok usaha ini diuntungkan dua berkah sekaligus: harga komoditas yang melonjak di pasar dunia dan serbuan investor global di pasar modal Asia-Pasifik. Itu sebabnya, indeks saham di sejumlah bursa di kawasan ini melesat rata-rata 27 persen sepanjang tahun ini. BursaIndonesia bahkan diperkirakan tumbuh hingga 52 persen. Keluarga Bakrie sebagai pemilik 40 persen saham Bumi tentu ikut sumringah. Saham yang dikantonginya itu kini bernilai tunai Rp 47 triliun. Ini berarti lebih dari 90 persen dari total kekayaannya yang ditaksir Forbes sekitar Rp 50,2 triliun berasal dari kepemilikan saham perusahaan tambang ini. ‖Ini bukti pasar percaya,‖ ujar Aburizal di Jimbaran, Bali. Itu baru dari saham Bumi. Keluarga ini masih memiliki tambang duit lain di bursa Indonesia. Harga saham PT Bakrieland Development naik 223 persen, PT Energi Mega Persada 190 persen, PT Bakrie Sumatra Plantations 126 persen, PT Bakrie & Brothers 96 persen, dan PT Bakrie 55 Lihat, finance.detik.com. akses tanggal 28 Agustus 2014. 44 Telecom 75 persen. Umumnya, keluarga ini menjadi pemilik mayoritas di perusahaan-perusahaan publik tersebut. Lalu apa rahasia di balik kejayaan Grup Bakrie? Sejumlah analis dan eksekutif dari grup bisnis ini menyebut kuncinya terletak pada kepiawaian manajemen melihat peluang dan waktu dalam pengambilan keputusan. Menurut Suryo Sulisto, Presiden Komisaris Bumi Resources, ini tak lepas dari gerak cepat Grup Bakrie membajak para profesional handal, dari dalam dan luar negeri, untuk menduduki posisi teras manajemen. Ada pula jawaban lain di balik melejitnya bisnis Bakrie. Di mata ekonom Dradjad Wibowo, kunci kesuksesan Bakrie merupakan gabungan tiga hal: keberuntungan, kepiawaian membaca pasar, dan kedekatan dengan lingkar kekuasaan. Seorang bankir investasi menambahkan satu faktor: kemujuran. Kelihaian Bakrie mencuri peluang dari pesaing bisnisnya tak diragukan lagi


STRATEGI DAN PERFORMANSI DALAM ETIKA BISNIS
Strategi merupakan pilihan pola tindakan atau rencana tentang apa yang ingin dicapai perusahaan dan hendak menjadi apa suatu organisasi di masa yang akan datang dengan mengintegrasikan tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan serta bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut dengan mengalokasikan sumber daya yang dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.
Secara umum, sebuah strategi memiliki komponen-komponen strategi yang selalu dipertimbangkan dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan. Komponen tersebut adalah kompetensi yang berbeda, ruang lingkup dan distribusi sumber daya. Kompetensi yang berbeda (distinctive competence) merupakan sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan dan perusahaan tersebut melakukannya dengan baik dibandingkan perusahaan lain. Kompetensi yang berbeda ini akan menjadi kekuatan bagi strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan. Distribusi sumber daya merupakan bagaimana sebuah perusahaan memanfaatkan dan mendistribusikan daya yang dimilikinya dalam menerapkan strategi perusahaan


http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-dan-prinsip-etika-bisnis.html

Pengertian Individu

Individu merupakan unit terkecil dalam pembentukan masyarakat. Individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagianyang lebih kecil.Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat.Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.

https://datakata.wordpress.com/2014/04/13/pembentukan-karakteristik-individu/


Budaya Organisasi

            Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
Robbins (2007), memberikan 7 karakteristik budaya sebagai berikut :
1.      Inovasi dan keberanian mengambil resiko yaitu sejauh mana karyawan diharapkan didorong untuk bersikap inovtif dan berani mengambil resiko.
2.      Perhatian terhadap detail yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detil.
3.      Berorientasi pada hasil yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang teknik atau proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4.      Berorientasi kepada manusia yaitu sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
5.      Berorientasi pada tim yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang individu-individu.
6.      Agresivitas yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
7.      Stabilitas yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

Source : https://ekanurdianaa.wordpress.com/2015/11/15/pengertian-budaya-organisasi-dan-perusahaan-hubungan-budaya-dan-etika-kendala-dalam-mewujudkan-kinerja-bisnis-etis/






PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS


Keadilan Dalam Etika Bisnis

Keadilan merupakan hal vital dalam ekonomi atau bisnis. Karena keduanya sama-sama terkait dengan pembagian barang dan jasa yang terbatas pada semua orang. Baik ekonomi maupun keadilan sama-sama bertitik tolak dari terjadinya kelangkaan atau keterbatasan. Karena kelangkaan perlu ekonomi dan karena kelangkaan pula perlu pembagian distribusi secara adil. Jika barang berlimpah maka tidak perlu lagi ada ekonomi dan juga tidak perlu keadilan. Semakin barang langka maka semakin besar problem distiribusinya, dan semakin besar problem keadilan yang ditimbulkan.
Keadilan juga merupakan topik penting dalam etika. Karena sebagaimana dikemukakan Bertens, "sulit sekali untuk dibayangkan orang atau instansi yang berlaku etis tetapi tidak mempraktekkan keadilan atau bersikap tak acuh pada ketidakadilan" (Bertens, 2000: 85).
                                      
A. Hakikat Keadilan
Keadilan pada hakikatnya adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya (to give everybody his own). Definisi ini popular pada masa roma kuno sebagaimana diungkapkan oleh Celcus (175 M).
Keadilan mempunyai tiga unsur hakiki :
a. keadilan selalu tertuju pada orang lain. Masalah keadilan hanya bisa timbul dalam konteks antar manusia, dengan kata lain konteks keadilan kita selalu berurusan dengan orang lain.
b. keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Keadilan tidak hanya diharapkan atau dianjurkan tapi mengikat kita, sehingga kita mempunyai kewajiban. Dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan hak orang lain.
c. Keadilan menuntut persamaan ( equality ). Atas dasar keadilan kita harus memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya tanpa kecuali.

B. Pembagian Keadilan
1. Pembagian Klasik
Keadilan berdasarkan pada pembagian klasik ada tiga macam.
a. Keadilan umum (general justice)
Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada masyarakat (negara) apa yang menjadi haknya.
b. Keadilan distributif (distributive justice)
Berdasarkan keadilan ini negara (pemerintah) harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada para anggota masyarakat.
c. Keadilan komutatif (commutative justice)
Berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Hal itu berlaku pada taraf individual maupun sosial.
2. Pembagian Pengarang Modern
Menurut John Boatright dan Manuel Velasques, keadilan dibagi menjadi tiga :
a. Keadilan Distributif (distributive justice)
Benefits and burdens, hal-hal yang enak untuk didapat dan hal-hal yang menuntut pengorbanan harus dibagi dengan adil.
b. Keadilan Retributif (retributive justice)
Berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda yang diberikan kepada orang yang bersalah harus bersifat adil.
mpensatoris (compensatory justice)
Menyangkut juga kesalahan yang dilakukan, tetapi menurut aspek lain. Berdasarkan keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada orang atau instansi yang dirugikan.
Kewajiban kompensasi ini akan berlaku jika terpenuhi tiga syarat :
- Tindakan yang mengakibatkan kerugian harus salah atau disebabkan kelalaian.
- Perbuatan seseorang harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian.
- Kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas.

3. Keadilan Individual dan Keadilan Social

Dua macam keadilan ini berbeda, karena pelaksanaannya berbeda. Pelaksanaan keadilan individual tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang ( atau bisa juga beberapa orang ) saja. Sedangkan palaksanaan keadilan sosial, satu orang atau beberapa orang saja tidak berdaya. Pelaksanaan keadilan sosial tergantung dari struktur-struktur masyarakat dibidang sosial ekonomi, politik budaya dan sebagainya. Keadilan individual terlaksana bila hak-hak individual terpenuhi. Keadilan sosial terlaksana bila hak-hak sosial terpenuhi. Keadilan individual sering dapat dilakukan secara sempurna, namun keadilan sosial tidak pernah dapat dilakukan secara sempurna karena kompleksitas masyarakat modern.

Keadilan sosial menjadi penting khususnya di negara berkembang dimana kesenjangan tampak nyata di masyarakat. Kesenjangan antara masyarakat kalangan atas dan masyarakat kalangan bawah. Kesenjangan seperti ini dapat menimbulkan gejolak sosial, akibat ketidakadilan yang dirasakan oleh kalangan bawah yang mayoritas. Keadilan sosial diperlukan untuk mempersempit atau meminimalisir terjadinya kesenjangan antara masyarakat kalangan atas dan masyarakat kalangan bawah. Dengan demikian, maka gejolak sosial bisa dihindari.

C. Keadilan Distributif
Pada Khususnya Dalam teori etika modern sering disebut dua macam prinsip untuk keadilan distributif:
 prinsip formal dan prinsip material. Prinsip formal hanya ada satu, yang menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan dengan cara yang sama sedangkan kasus-kasus yang tidak sama boleh saja diperlakukan dengan cara yang tidak sama (equals ought to be treated equally and unequals may be treated unequally). Prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip formal. Prinsip material menunjuk pada salah satu aspek relevan yang bisa menjadi dasar untuk membagi dengan adil hal-hal yang dicari oleh berbagai orang. Menurut Beauchamp dan Bowie ada enam prinsip material.




Keadilan distributif terwujud kalau setiap orang diberikan :

1.Bagian yang sama Prinsip ini kita membagi dengan adil jika kita membagi rata: kepada semua orang yang berkepentingan diberi bagian yang sama.
2.Kebutuhan
Prinsip ini menekankan bahwa kita berlaku adil jika kita membagi sesuai kebutuhan.
3.Hak
Hak merupakan hal yang penting bagi keadilan pada umumnya, termasuk keadilan distributive.
4.Usaha
Mereka yang mengeluarkan banyak usaha dan keringat untuk mencapai suatu tujuan pantas diperlakukan dengan cara lain daripada orang yang tidak berusaha.
5.Kontribusi kepada masyarakat Orang yang karena kontribusinya besar kepada masyarakat.
6. Jasa Jasa menjadi alasan untuk memberikan sesuatu kepada satu orang yang tidak diberikan kepada orang lain.
Source
: https://www.facebook.com/permalink.php?id=537514949610829&story_fbid=647399151955741

 

PRINSIP OTONOMI

Dalam prinsip otonomi etika bisnis perusahaan bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang telah dikuasai Sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut. Contoh otonomi dalam etika bisnis perusahaan tidak bergantung dengan perusahaan lain dalam mengambil keputusan bisnis. Perusahaan tersebut bebas mengambil keputusan apapun yang sesuai dengan visi misinya.
Dalam menjalankan prinsip otonomi ini 2 perusahaan atau lebih bisa berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis ini, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan untuk mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam menjalankanya. Sebab masing-masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan strategi yang berbeda dalam mencapai tujuan serta visi misi dari perusahaan tersebut.
Source :
http://sarungpreneur.com/teori-dan-pengertian-etika-bisnis/

PRINSIP KEJUJURAN

Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan bisa berhasil dan sukses bila setiap individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis menerapkan prinsip kejujuran. Pada dasarnya prinsip kejujuran ini harus ditanamkan dalam setiap kegiatan bisnis. Hal yang paling penting dalam menerapakan prinsip ini dalam bisnis adalah dengan memulai menerapakan prinsip ini pada diri kamu dahulu. Jika kamu sebagai pimpinan perusahaan mampu untuk menerapakan prinsip ini, tentu akan menjadi contoh bagi semua karyawan yang bekerja di perusahaanmu.
Source :

Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis

Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan respek yang sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya terhadap perusahaan.

Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Etika Bisnis dan Prinsip Prinsip Etika Bisnis :
- Budi Untung, 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yang Menerbitkan CV Andi Offset : Yogyakarta.

Ø  Hak dan Kewajiban Konsumen Sesuai Dengan Etika Bisnis
Hak dan Kewajiban Konsumen:
Ø  Hak Konsumen
  1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
  2. Hak untuk memilih barang/jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
  3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
  4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
  5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
  6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
  7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
  8. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana mestinya.

Ø  Kewajiban Konsumen
  1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
  2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.
  3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.
  4. Hak untuk rehabiilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/jasa yang diperdagangkan.
                                                                                                                         


Ø  TEORI ETIKA LINGKUNGAN: ECOSENTRISM
Etika lingkungan hidup adalah refleksi kritis atas norma-norma dan prinsip-prnsip atau moral yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas biotis atau ekologis. Etika lingkungan hidup adalah bagaimana manusia memilih apa yang akan dilakukanya dalam menghadapi pilihan-pilihan moral yang terkait dengan isu lingkungan hidup dan juga apa yang harus diputuskn manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berdampak pada lingkungan hidup. Terdapat tiga teori etika lingkungan hidup yaitu:
1.Antroposentrisme
2.Biosentrisme
3.Ecosentrisme
Teori yang akan kita pakai dalam penelitian kami adalah Ecosentrisme. Menurut Wilson M.A Therik, ekosntrisme merupakan kelanjutan dari teori etika biosentrisme. Teori etika biosentrisme menganggap setiap kehidupan dan mahluk hidup mempunyai nilai dan berharga yang melekat pada dirinya sendiri shingga pantas mendapatkan kepedulian moral (terlepas apakah ia bernilai atau tidak bagi manusia). Sebagai kelanjutan teori biosentrisme, kedua teori ini sebenarnya sama-sama mematahkan pemikiran tori Antroposentrisme yang beranggapan bahwa manusia merupakan pusat dari sistem alam semesta dan membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia saja. Ekosentrisme memperluas etika yang mencakup seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Scara ekologiss, mahluk hidup dan benda0benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Salah satu teori versi ekosentrisme ini adalah teori etika lingkungan yang dikenal dengan Deep Ecology.
Deep Ecology
Arne Naess (1913) “The shallow and The deep long range ecological movement”. Deep ecology memiliki pemikiran:
1.      Manusia dan kepentingannya bukan lagi ukuran bagi segala sesuatu yang lain
manusia bukan lagi pusat dari moral, namun justru memusatkan perhatian kepada semua spesies. Teori ini memusatkan perhatian pada kepentingan janka panjang yang berarti prinsip moralnya menyangkut seluruh komunitas ekologis
2.      Dirancang sebagai sebuah etika praktis, sebagai sebuah gerakan.



Ø  Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
Masalah etika tidak hanya dipahami sebatas pengaruh perilaku manusia terhadap manusia lainnya, tetapi juga mempelajari hubungan dan keterkaitan antara manusia dengan alam dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan lingkungan. Dari pertumbuhan ekonomi secara global, saat ini telah memunculkan enam persoalan lingkungan hidup yaitu:
1.      Akumulasi bahan beracun
2.      Efek rumah kaca
3.      Perusakan lapisan ozon
4.      Hujan asam
5.      Deforestasi dan penggurunan
6.      Serta kematian bentuk bentuk kehidupan (keanekaragaman hayati)






Sabtu, 17 Oktober 2015

ETIKA BISNIS 1. Definisi etika dan bisnis Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Bisnis adalahbisnis adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang menghasilkan maupun menjual barang dan jasa, yang semata-mata untuk menghasilkan laba di dalam memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Etika Bisnis Etika bisnis adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau moralitas (kesusilaan) dari pelaku manusia. dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari pelaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk. 3. Etika moral, hukum dan agama Etika dan Hukum hukum pada dasarnya tidak hanya mencakup ketentuan yang dirumuskan secara tertulis, tapi juga nilai-nilai konvensi yang telah menjadi norma di masyarakat. etika mencakup lebih banyak ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa perilaku yang patuh hukum adalah merupakan perilaku yang etis. norma hukum cepat ketinggalan jaman, sehingga dapat menyebabkan celah hukum. Etika dan Agama etika mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah, perbedaan antara etika dan ajaran agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional, sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama. Etika dan Moral etika lebih berkaitan dengan kepatuhan, sementara moral lebih berkaitan dengan tindak kejahatan 4. Klasifikasi etika Secara umum etika dapat diklasifikasikan menjadi : a. Etika Deskriptif Yaitu etika dimana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun menurun. b.Etika Normatif Yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakatu. Ada tuntutan yang menjadi acuan bagi umum atau semua pihak dalam menjalankan perikehidupannya. c. Etika Deontologi Yaitu Etika yang dilaksanakan dengan didorong oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas. Sesuatu aktivitas dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain secara sepihak. d. Etika Teologi Yaitu yang diukur dari apa yang dicapai oleh pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang akan dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompokkan dua maxam yaitu egoisme, yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik. sedangkan tika yang lain adalah utilitarianisme, yaitu etika yang baik bagi semua pihak. Artinya semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik. e. Etika Relatifisme Yaitu etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok parsial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok parsial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagis semua pihak atau masyarakat yang bersifat global. 5. Konsepsi etika Menurut : Kamus Umum Bahasa Indonesia Yang lama karangan Poerwadarminta tahun 1953 Dinyatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Sementara Kamus Umum Bahasa Indonesia yang baru oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1988 menjelaskan bahwa “etika” memiliki tiga arti: • Ilmu tentang apa yang baik dan dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); • Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; • Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) Kattsoff Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. Etika ialah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan. I.R. Poedjawijatna Dalam bukunya Etika, mengemukakan bahwa etika merupakan cabang dari filsafat. Etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat ia mencari keterangan benar yang sedalam-dalamnya. Tugas etika adalah mencari ukuran baik-buruknya tingkah laku manusia. Etika hendak mencari tindakan manusia manakah yang baik. Darji Darmodiharjo dan Sidharta Dalam bukunya berjudul Pokok-Pokok Filsafat Hukum menulis: “Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni tindakan yang benar (right action). Kapan suatu tindakan itu dipandang benar ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai teori (aliran) etika yang secara global bias dibagi menjadi dua, yaitu aliran deontologist (etika kewajiban) dan aliran telelogis (etika tujuan atau manfaat).” Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani Yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yangburuk

1.      Definisi etika dan bisnis
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu:
• Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
• Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Bisnis adalahbisnis adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang menghasilkan maupun menjual barang dan jasa, yang semata-mata untuk menghasilkan laba di dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

2.      Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau moralitas (kesusilaan) dari pelaku manusia. dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari pelaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk.

3.      Etika moral, hukum dan agama
Etika dan Hukum hukum pada dasarnya tidak hanya mencakup ketentuan yang dirumuskan secara tertulis, tapi juga nilai-nilai konvensi yang telah menjadi norma di masyarakat.
etika mencakup lebih banyak ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis
pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa perilaku yang patuh hukum adalah merupakan perilaku yang etis.
norma hukum cepat ketinggalan jaman, sehingga dapat menyebabkan celah hukum.


Etika dan Agama
etika mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah, perbedaan antara etika dan ajaran agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional, sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.

Etika dan Moral
etika lebih berkaitan dengan kepatuhan, sementara moral lebih berkaitan dengan tindak kejahatan

4.      Klasifikasi etika
Secara umum etika dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Etika Deskriptif
Yaitu etika dimana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun menurun.

b.Etika Normatif
Yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakatu. Ada tuntutan yang menjadi acuan bagi umum atau semua pihak dalam menjalankan perikehidupannya.

c. Etika Deontologi
Yaitu Etika yang dilaksanakan dengan didorong oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas. Sesuatu aktivitas dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain secara sepihak.

d. Etika Teologi
Yaitu yang diukur dari apa yang dicapai oleh pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang akan dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompokkan dua maxam yaitu egoisme, yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik. sedangkan tika yang lain adalah utilitarianisme, yaitu etika yang baik bagi semua pihak. Artinya semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.

e. Etika Relatifisme
Yaitu etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok parsial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok parsial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagis semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.

5.      Konsepsi etika
Menurut :
Kamus Umum Bahasa Indonesia
Yang lama karangan Poerwadarminta tahun 1953 Dinyatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Sementara Kamus Umum Bahasa Indonesia yang baru oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1988 menjelaskan bahwa “etika” memiliki tiga arti:
·         Ilmu tentang apa yang baik dan dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
·         Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
·         Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)

Kattsoff
Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia.

Etika ialah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.

I.R. Poedjawijatna
Dalam bukunya Etika, mengemukakan bahwa etika merupakan cabang dari filsafat. Etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat ia mencari keterangan benar yang sedalam-dalamnya. Tugas etika adalah mencari ukuran baik-buruknya tingkah laku manusia. Etika hendak mencari tindakan manusia manakah yang baik.

Darji Darmodiharjo dan Sidharta
Dalam bukunya berjudul Pokok-Pokok Filsafat Hukum menulis: “Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni tindakan yang benar (right action). Kapan suatu tindakan itu dipandang benar ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai teori (aliran) etika yang secara global bias dibagi menjadi dua, yaitu aliran deontologist (etika kewajiban) dan aliran telelogis (etika tujuan atau manfaat).”

Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani
Yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yangburuk