contoh kasus lingkungan pemasaran
KASUS MANAJEMEN PEMASARAN
CITIBANK DI JEPANG
Kasus ini membahas pengalaman Citibank di Jepang. Walaupun diawali dengan
situasi yang tidak mendukung keberadaan bank asing, peristiwa makro (krisis
ekonomi) di Jepang dan kepandaian Citibank memanfaatkan situasi telah
menjadikannya sebagai lembaga keuangan yang sangat terkemuka di Jepang.
Kasus
ini akan memberikan gambaran tentang peran penting dari manajemen
pemasaran stratejik yang jeli membaca situasi lingkungan makro dan tepat
merumuskan strategi pemasaran.
Membaca
dengan seksama studi kasus yang telah diterima.
Membuat
ringkasan kasus (dipandu oleh pangantar kasus yang telah diberikan)
Mengidentifikasi
masalah-masalah utama yang ditemukan dalam kasus.
Mengajukan
alternatif strategi dan mengevaluasi masing-masing strategi.
Memberikan
rekomendasi.
Menarik
pelajaran dari kasus yang telah dipelajari untuk konteks pengembangan
Perum Pegadaian di Indonesia.
Tahun
1986, ketika Citibank pertama membukan cabang di Jepang, bankir mereka
bisa menguap saat bertugas karena sedikitnya klien yang datang ke
Citibank.
Hal ini
disebabkan karena sd th 1997, tujuh bank terbesar di Jepang adalah bank
asal Jepang sendiri (Citibank ada di peringkat 10).
Selain
itu, orang Jepang mempunyai sifat “xenophobic “ (takut pada yang
berbau-bau asing) sehingga merasa kurang aman bertransaksi dengan bank
asing.
Tetapi
situasi tsb sudah berubah. Setelah Jepang mengalamai resesi dan sektor
perbankan mengalami masalah, Citibank mulai dapat menembus pasar keuangan
di Jepang.
Tentang Citibank (1)
Citibank
N.A adalah lembaga keuangan yang lebih internasional dibanding
pesaing-pesaingnya.
Citibank
adalah bagian dari kelompok ini, yang merupakan hasil merger antara
Citicorp dan Travelers Group pada 1998.
Akan
tetapi, Citibank tidak selalu mengalami sukses, misalnya yang terjadi
antara tahun 1980-1990-an di mana Citibank terkena dampak karena perubahan
sistem pengambilan keputusan yang lebih di-desentralisasi-kan.
Tentang
Citibank (2)
Citibank mempunyai jaringan global yang sangat luas, karena didukung oleh
beberapa prinsip utama dalam strateginya:
Selalu
ingin menjadi yang pertama untuk memasuki suatu pasar (first-mover
advantage).
Pengalaman
operasional Citibank , yang membuatnya bisa bertahan di banyak situasi
sulit.
Mempunyai
komitmen terhadap tempat di mana dia beroperasi (“Totally global and
totally local”)
Selalu
unggul dalam penggunaan teknologi dan inovasi produk.
Mempunyai
program pelatihan terbaik dan mempunyai sistem pengembangan dan monitoring
karir yang bagus.
Kebangkitan
Citibank di Jepang
Masa
sulit bagi Citibank (mulai saat berdirinya, yaitu 1902) disebabkan karena
regulasi yang ketat, bank-bank Jepang yang kuat, dan citra “tidak aman”
yang melekat pada bank-bank asing.
Sukses
Citibank di 1990-an disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: melemahnya
bank-bank Jepang, jatuhnya perusahaan2 sekuritas, dan perubahan besar
dalam regulasi keuangan di Jepang.
Citibank
bisa memanfaatkan situasi ini dengan baik melalui beberapa strategi,
yaitu: penyediaan teknologi perbankan (ATM 24 jam), aliansi strategis
dengan kantor pos Jepang (untuk membangun citra aman), dan aliansi
strategis dengan Nikko Securities (perusahaan broker terbesar ke-3 di
Jepang
Analisis
Pesaing Citibank di Jepang
Pesaing
Citibank meliputi bank lokal (Bank of Tokyo-Mitsubishi, Dai-Ichi Kangyo
Bank, Sanwa Bank) dan bank asing (ABN Amro, Deutsche Bank, HSBC).
Pada
waktu itu, tidak ada bank asing (kecuali Citibank) yang mempunyai operasi
retail banking.
Jadi,
Citibank mempunyai keunggulan kompetitif yang meliputi: Brand yang kuat,
operasi global, inovasi, staf lokal yang berkualitas, dan produk dan jasa
yang beragam dan berkualitas.
Strategi Pemasaran Citibank di Jepang (1)
Pasar
Jepang menjadi semakin kecil (karena pemain yang lebih banyak), tetapi
pemain-pemain utama mempunyai pangsa pasar yang lebih besar.
Perusahaan
harus bekerja lebih keras untuk mempunyai Point-of-Difference (POD) dalam
sebuah pasar yang mapan dengan marjin tipis.
Karena
bank tidak boleh berkompetisi dalam hal suku bunga (karena sudah
ditentukan oleh pemerintah), wilayah di mana bank dapat bersaing adalah
dalam hal inovasi jenis jasa dan produk.
Citibank
sukses dalam menawarkan POD melalui strategi produk yang diberi nama
“One-stop shop’’ atau supermarket jasa keuangan dalam setting global dan
pengembangan jasa yang unik dan inovasi-inovasi baru.
Product
Di bawah payung besar Citigroup, Citibank berencana untuk menyediakan beberapa
jasa keuangan. “One-stop shop’’ akan melayani ritel, korporat, investasi,
asuransi,, project financing, transaksi mata uang asing, dlll. group.
Price
Tidak ada perbedaan dalam ‘harga’ yang ditawarkan Citibank dibanding bank
lainnya. Oleh karena itu, Citibank berusaha memaksimalkan nilai tambah kepada
kliennya dengan menyediakan jasa yang lebih unik dan kreatif, dan sekaligus
meminalkan biaya yang harus ditanggung konsumen melalui jasa telephone banking,
Internet banking, dan direct mail.
Promotion
Citibank, dalam usaha untuk membangun brand equity dan menjadi “Coca-Cola of
finance’’ mengambil strategi seperti co-branding, cross marketing, dan
“Citibanking’’. Kartu Sony Citibank yang diluncurkan di AS berusaha
mengasosiasikan Citibank dengan nama besar dunia. Di masa lalu, Citibank
menyediakan jasa keuangan untuk mantan presiden AS, George Bush, untuk
mempromosikan citra globalnya. Walaupun pernah dianggap diskriminatif, Citibank
selalu menyediakan pelayanan kreatif dan superior untuk para konsumen besar.
Pasca deregulasi, Citibank semakin aktif memasarkan diri melalui iklan surat
kabar untuk menarget konsumen-konsumen besar.
Place
Citibank selalu aktif mencari saluran distribusi, seperti cabang baru, internet
banking, ATM, dan telephone banking. Melalui telebanking and Internet banking,
Citibank bisa mencapai rumah-rumah di Jepang. Walaupun aktif mendirikan cabang,
hal ini bukan prioritas utama Citibank, karena biaya operasionalnya yang
tinggi.
1. Apakah Citibank di Jepang dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan dan
popularitas-nya? Kondisi bank-bank Jepang mungkin sedang menurun, tetapi
mereka, seperti halnya perusahaan-perusahaan manufaktur Jepang yang telah
berhasil menaklukan manufaktur Barat, akan menjadi pesaing yang sangat kuat.
Lingkungan Pemasaran Stratejik
Analisis Lingkungan Makro, yang meliputi Analisis Politik, Ekonomi, dan Budaya.
Pada saat Citibank memasuki pangsa pasar di Jepang pada situasi harga saham /
efek yang menurun sehingga hal ini dimanfaatkan sebagai peluang kebangkitan
Citibank memasuki pangsa pasar di Jepang, Citibank pertumbuhan menyembur disaat
terjadi krisis keuangan di Jepang, Mulai dari tahun 1995 perdagangan obligasi
yang memimpin Federal Reserve untuk mengusir Daiwa Bank dari Amerika Serikat ke
tiga runtuhnya pada tahun 1998 dari Efek Sanyo, Yamaichi Efek, dan Hokkaido
Takushoku Bank.
Budaya yang semula anti asing menjadi berubah, paradigma bagi masyarakat
Jepang. Resesi ekonomi di Jepang dan bank-bank domestik terbebani kredit macet
sekitar $ 1 triliun, Citibank membuat beberapa terobosan serius ke pasar
Jepang.
Analisis Konsumen
Dari permasalahan keuangan di jepang, menyebabkan tingkat kepercayaan konsumen
terhadap bank-bank Jepang mulai terkikis dan konsumen yang mempersepsikan citra
aman terhadap bank-bank ini nasional Jepang menjadi berubah karena adanya
kredit macet. Konsumen kemudian berubah paradigma dan mencari alternative
tempat menyimpan uang yang aman. Pada saat yang sama, Citibank menawarkan
layanan yang inovatif yaitu memberikan alternative produk yang menguntungkan
bagi konsumen. Contoh layanan yang inovatif adalah multicurrency account.
Ketika nilai dolar jatuh di bawah 100 yen dalam tahun 1995, banyak konsumen
mengerti bahwa jepang skr mereka sedang rency ¬ harga ke dalam stratosfir dari
yang akhirnya akan turun, dan Citibank menawarkan cara yang paling nyaman bagi
para penabung waktu kecil untuk memutar pasar uang. The multicurrency account
itu merupakan daya tarik bagi para pelanggan, karena mereka bisa memindahkan
uang ke dolar dan dapatkan suku bunga yang lebih tinggi tetapi jika
menginginkan uang di kurs kembali ke yen dengan cukup menggunakan layanan
tele-banking setiap saat baik siang ataupun malam. Dari produk ini Citibank
mencatat panggilan dari 315.000 calon pelanggan dan saat ini; pada hari
berikutnya, orang-orang dikerumuni sembilan belas bank cabang di pertarungan
untuk membeli dolar yang tiba-tiba murah. Melihat keberhasilan ini, Citibank
telah mengembangkan rencana ambisius untuk Jepang. It berharap untuk mencapai
35 juta rekening pada tahun 2010
Analisis Pesaing
Pesaing Citibank meliputi bank lokal (Bank of Tokyo-Mitsubishi, Dai-Ichi Kangyo
Bank, Sanwa Bank) dan bank asing (ABN Amro, Deutsche Bank, HSBC). Pada waktu
itu, tidak ada bank asing (kecuali Citibank) yang mempunyai operasi retail
banking. Jadi, Citibank mempunyai keunggulan kompetitif yang meliputi: Brand
yang kuat, operasi global, inovasi, staf lokal yang berkualitas, dan produk dan
jasa yang beragam dan berkualitas. Semakin banyak pesaing maka perebutan pangsa
pasar perbankan menjadi semakin sulit dan semakin sempit, untuk itu maka Citibank
harus menciptakan POD (Point of Differensiasi) yaitu menciptakan nilai tambah
kepada konsumen dan keuntungan yang diperoleh oleh konsumen tidak disediakan
oleh pesaing.
Strategi Segmentasi, Targeting, dan Positioning.
Inovatif bank dengan menawarkan layanan seperti dua puluh-empat ATM dan
telebanking. Layanan ini diambil untuk diberikan di Amerika Serikat tetapi hal
yang baru di Jepang. Hal ini juga menjadi populer di antara para pelanggan dan
mendapatkan publisitas gratis yang luar biasa dengan menelan biaya beberapa
bank-bank lain biaya ketika pelanggan mengakses rekening Citibank di bank
saingan 'ATM. Dengan melakukan ini, Citibank telah, pada dasarnya, menambahkan
ribuan ATM dengan menggunakan para pesaingnya 'infrastruktur
Citibank menggunakan mantan presiden Amerika Serikat, George Bush, untuk
mempromosikan citra globalnya. Walaupun dikritik sebagai diskriminatif,
Citibank telah secara efisien dan menguntungkan menggunakan pendekatan yang
tidak biasa terhadap para pelanggan kaya. Citibank dalam pendekatan kepada
pelanggan kaya itu sangat kreatif dan unik. Pada April 1998, Jepang mulai
menderegulasi dengan bank. Koichiro Kitade, Citibank kepala divisi bank swasta
di Tokyo, tahu sudah waktunya untuk mencoba pendekatan pemasaran baru untuk
memperluas pangsa pasar melalui advertising di koran, Citibank mampu mengaet
orang kaya kaya mau menempatkan dananya sekitar US $ 750.000.
Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan)
Produk
Pada saat perusahaan efek / saham dalam kondisi terpuruk dan bank-bank local
mengalami kredit macet karena Citibank menawarkan produk yang flexible, mudah
diakses, dan seolah menawarkan seluruh kebutuhan dari pelanggan tersedia
semuanya dengan konsep one stop shoping atau supermarket jasa keuangan.
Harga
Bahwa kebijakan harga di Jepang telah diatur yaitu tidak ada bedanya dengan
bank-bank lain. Oleh karena itu, Citibank mencoba maksimalkan nilai tambah
(added value) kepada para pelanggannya dengan menyediakan produk inovatif dan
pelayanan kreatif, dengan cara, meminimalkan biaya dan pengeluaran pelanggan
dengan tele-banking, internet banking, dan direct mail untuk membuka rekening.
Dengan peran teknologi hal itu akan membuat lebih efisian dan mempermudah
proses untuk menggunakan produk Citibank.
Promosi
Citibank, berupaya membangun ekuitas merek yang kuat, dan dalam mengejar untuk
menjadi super market keuangan menggunakan strategi''seperti co-branding,
integrated pemasaran, dan" Citibanking''yaitu meluncurkan Sony Citibank
Card serta menciptakan dengan nama-nama top di dunia.
Tempat
Citibank terus-menerus dan secara aktif memperluas semua jenis saluran
distribusi, seperti cabang-cabang baru, internet banking, biaya rendah jaringan
ATM nasional, dan tele-banking. Dengan layanan seperti telebanking dan Internet
banking, Citibank berdampak pada perluasan saluran distribusi kepada pelanggan
hingga ke rumah-rumah. Citibank menambahkan lebih banyak cabang-cabang melalui
jaringan cabang pesaingnya, bukan merupakan bagian dari strategi.
"Menjamurnya cabang-cabang yang membuat bank-bank Jepang tersebut berhasil
akan menjadi hal yang membunuh subishi ($ 691 miliar aset) dari posisi pertama
untuk menjadi perusahaan keuangan terbesar ($ 698 milyar pada sebagai ¬ set) di
dunia. Kelompok memperoleh pendapatan bersih $ 5,8 milyar pada tahun 1998
2. Diskusikan strategi-strategi ekspansi pasar yang telah diambil oleh
Citibank. Apakah strategi-strategi tersebut akan bisa mewujudkan bank dengan
“One-stop shop’’?
Karakteristik Pemasaran Jasa.
Citibank merapkan pola menjalin dan mengembangkan ikatan yang kuat dengan
masyarakat setempat dan dengan bank sentral setempat. Mempekerjakan staf lokal
95 persen dari pekerjaan Citibank di luar Amerika Serikat pada tahun 1997. (hal
ini Citibank menggunakan internal branding sebagai kekuatan untuk mendekati
lingkungan setempat. Peranan Teknologi Informasi yang sudah ditransfer dan staf
lokal yang dilatih.
Citibank pada saat kondisi sulit membolehkan para pemasarnya keluar Kantor
untuk memasarkan secara personal selling, hal ini lebih kepada startegi untuk
mendekatkan para pemasar yang sudah terlatih untuk mengetahui keinginan dari
konsumen dan membuat interaksi kepada konsumen, sebab tanpa adanya interaksi
antara pemasar dengan konsumen dapat dipastikan konsumen tidak akan loyal dalam
menggunakan produk yang ditawarkan. Strategi pendekatan pasar dengan pola
personal selling sangat efektif untuk produk yang baru diluncurkan. Pola ini
juga mengedepankan saluran pemasaran melalui WOM (word of mouth) yaitu konsumen
yang sudah loyal akan memberitahukan dan merekomendasikan produk kepada orang
lain, dan hal ini merupakan pemasaran gratis karena citra perusahaan dibangun
dari konsumen yang setia tanpa diberikan kompensasi.
Pada saat ekonomi Jepang tidak baik dan tingkat kepercayaan masyarakat pada
perbankan nasional menurun maka Citibank menawarkan produk yang mudah diakses
oleh konsumen seperti adanya kemudahan ATM yang beroperasi 24 jam, kemudian
adanya tabungan dengan dalam bentuk dollar yang sewaktu-waktu dapat dicairkan
dalam bentuk yen. Akses yang mudah melalui tele banking, internet banking
semakin memperkuat image bahwa
Lingkungan Pemasaran Jasa Keuangan.
Citibank adalah berpikir tentang masuk ke dalam aliansi dengan Asahi Bank dan
Tokai Bank. Aliansi ini akan membantu Citibank untuk memiliki akses yang lebih
baik untuk tabungan besar dari Jepang, dan potensi dari strategic alliance
tersebut berpotensi mampu menghimpun dana sekitar $ 9 triliun.
Penggunaan pola strategic alliance merupakan langkah yang tepat untuk
meningkatkan citra Citibank di Jepang, dengan merangkul pihak-pihak local maka
secara publisitas nama Citibank akan terangkat dan merubah paradigma yang lama
menjadi tidak pobi lagi terhadap bank asing. Dengan kepercayaan dari konsumen
yang semakin meningkat hal ini menjadi peluang bagi Citibank untuk lebih
mengembangkan mempermudah memperoleh pangsa pasar yang lebih luas dengan
menawarkan produk yang inovatif.
Kasus Perusahaan Pengadaian
1. Analisis Makro dari Pegadaian :
Lingkungan makro Pegadaian meliputi factor-faktor :
• Demografi
Secara Demografi konsumen atau nasabah dari Perum Pegadaian diperuntukkan dari
kalangan menengah ke bawah, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk kalangan
atas namun saat ini lingkungan demografi yang menjadi target konsumen Pegadaian
adalah masyarakat menengah ke bawah, Berdasarkan Pakar Ekonomi yaitu Prahalac,
menyatakan 40% perekonomian di dunia adalah masyarakat ekonomi kecil dan mikro,
hal ini mengisyaratkan bawah perekonomian terbesar adalah pada level menengah
ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa betapa besarnya peluang untuk meraih pangsa
pasar kelas menengah ke bawah.
• Ekonomi
Dengan akan disahkannya undang-undang pergadaian oleh pemerintah, hal ini
merupakan ancaman jika pihak luar akan menjalankan bisnis gadai. Untuk itu
Pegadaian harus menciptakan POD (point of different) agar Pegadain tidak mudah
ditiru oleh pihak asing atau menciptakan sesuatu yang berbeda dari pesaing.
• Sosio-Kultural
Bahwa Pegadaian saat ini masih dipandang sebagaian orang dengan rasa malu untuk
menggadaiakan barangnya, terutama pada kultur budaya Jawa yang dengan sikap
ewuh pekewuh ini menjadikan hambatan masyarakat tidak mau menggunakan jasa
Pegadaian. Hal ini merupakan tantangan bagai Pegadaian untuk merubah citra yang
semula merupakan tempat yang dianggap malu untuk mengambil kredit harus dirubah
menjadi lembaga yang dinamik dan menjadi patner
• Alam
Bahwa kondisi alam yang terjadi di beberapa tempat adanya gempa dan tsunami
menjadikan kondisi dibeberapa tempat harus diwaspadai agar barang jaminan yang
diagunkan di Pegadaian tetap aman.
• Teknologi
Peran teknologi informasi mengharuskan Pegadaian harus segera on line,
mengingat tuntutan nasabah yang semakin komplek harus diantisipasi oleh
perbaikan layanan yang salah satunya adalah dengan penyempurnaan di bidang
teknologi informasi.
• Politik-hukum
Untuk lingkungan Politik dan hukum sedikit banyak akan mempengaruhi
perekonomian secara nasional, sehingga keadaan ekonomi dari pengaruh politik
dan hukum tadi akan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Meskipun dampaknya
secara tidak langsung hal ini juga perlu dicermati
2.Lingkungan makro tersebut
akan mempengaruhi pengambilan strategi pemasaran
Keputusan strategi pemasaran harus berdasarkan interaksi elemen Strategic
Triangle (3 C’s) dan faktor lingkungan. Adapun keputusan strategi pemasaran,
yaitu:
1. Where to compete, keputusan
dalam memilih pasar sasaran tepat bagi Pegadaian, kemudian mencari konsumen
yang seperti apa yang membutuhkan jasa Pegadaian dan dimana Pegadaian akan
beroperasi;
2. How to compete, keputusan
bagaimana perusahaan merespon persaingan, memilih aktivitas pemasaran yang
tepat pada pasar sasaran dan berbeda dari pesaingnya;
3. When to compete, keputusan
kapan waktu yang tepat dalam merespon persaingan. Keputusan pemilihan waktu
ditentukan berdasarkan:
Market
knowledge. Pengetahuan mengenai kapan kondisi pasar yang paling
menguntungkan, Pegadaian telah membidik pasar kecil dan mikro, untuk itu
maka Pegadaian harus mengetahui karekteristik kebutuhan dan keinginan
dalam segmen pasar mikro dan kecil;
Competition.
Keputusan berdasarkan posisi perusahaan dalam persaingan, Pegadaian saat
ini sebagai pemimpin pasar dalam gadai dan jumlah pesaing potensial akan
bermunculan saat undang-undang gadai di luncurkan;
Company
readiness, Kesiapan perusahaan dalam menghadapi persaingan, berdasarkan
informasi internal yaitu kelemahan dan kekuatan perusahaan
3. Bagaimanakah kita menggambarkan profil konsumen sasaran PT. Pegadaian
Bahwa profil konsumen di Pegadaian yang terbesar adalah pada jasa gadai (KCA)
kredit cepat aman dengan pinjaman rata-rata antara Rp 150.000 s.d. 20.000.000,-
sedangkan untuk usaha lain juga merepresentasikan konsumen untuk masyarakat
menengah ke bawah. Kelompok masyarakat menegah kebawah ini masih merupakan
konsumen Pegadaian, mengingat sejarah misi Pegadaian yang lama yaitu membantu
masyarakat kecil agar sejahtera
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen Pegadaian untuk memakai Produk
Pegadaian adalah :
Konsumen
Pegadaian menganggap Pegadaian merupakan tempat yang aman untuk
menjaminkan barang dan memperoleh kredit.
Pelayanan
yang dilakukan oleh Pegadaian cukup cepat yaitu dengan motto pelayanan 15
menit. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Pegadaian ingin pelayanan yang
cepat
Kemudian
konsumen menghendaki proses pengambilan kredit secara mudah dan tidak
berbelit-belit.
Segmen
kalangan terbanyak adalah ibu-ibu rumah tangga
Kegiatan
usaha konsumen rata-rata adalah pedagang
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan Pegadaian adalah:
Jaringan
Pegadaian (kantor cabang) tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan ada
dimana-mana, Produk gadai masih menjadi produk yang paling besar dalam
kontribusi usaha Pegadaian.
Bunga
Pegadaian masih cukup murah sehingga Pelanggan Pegadaian masih dianggap
murah.
Kebanyakan
konsumen yang mengambil produk jasa gadai dengan pinjaman antara Rp
500.000,- s.d. Rp 20 juta. Hal tersebut merepresentasikan kelompok
masyarakat menengah ke bawah.
4. Menggambarkan profil persaingan yang dihadapi oleh PT. Pegadaian
Bahwa pesaing yang dihadapi oleh Pegadaian adalah :
Perbankan
yang menjalankan bisnis gadai melalui system syariah (danamon syariah,
Mega Syariah, Bank Jabar Banten syariah, Bank BTPN, BNI Syariah, BRI
Syariah, dll)
Lembaga
pembiayaan (finance) atau lembaga pembiayaan sector kendaraan bermotor,
elektronik dan lain-lain
Bank
Perkreditan Rakyat,
Baitul
Mall Watamil (BMT),
Koperasi
simpan pinjam
Lembaga
kredit pedesaan.
Toko
Emas yang melaksanakan jasa gadai emas
Berbagai cara pesaing-pesaing Pegadaian menjalankan usahanya karena bisnis
gadai diperkirakan memiliki resiko yang kecil karena barang jaminan yang
bernilai seperti emas dapat dicairkan dengan cepat. Namun hal ini perlu
diwaspadai mengingat pesaing yang ada saat ini berani mengeluarkan kredit tanpa
agunan, dengan proses yang lebih cepat dan bunga yang murah. Pegadaian harus
menciptakan produk yang mudah dan murah namun tetap mengedepankan aspek resiko
yang dihadapi. Mengingat ketatnya persaingan untuk memperebutkan pada pangsa
pasar menengah kebawah ini maka Pegadain harus menggunakan differesiasi dan
mengedepankan customers added value atau pertambahan nilai yang diperoleh oleh
pelanggan. Selain itu Pegadaian harus menerapkan strategic alliance kepada
perbankan yang memiliki modal murah untuk diputar dalam bisnis Pegadaian.
Rekayasa financial atau financial engginering akan menghasilkan produk yang
bervariatif dan inovatif dalam merebut pangsa pasar menengah ke bawah sehingga
nasabah tidak beralih ke pesaing
5. Apakah strategi-strategi pemasaran yang telah diambil Pegadaian
Pegadaian merubah visi yaitu pertama mengutamakan bisnis
utama gadai diganti menjadi menjadi champion dalam usaha gadai dan
fiducia. Hal ini tentunya berdampak pada segmen pangsa pasar yang dilebih
besar lagiyaitu dengan menciptakan berbagai macam produk sehingga konsumen
dapat memilih kesesuaian antara kebutuhan dengan produk di Pegadaian.
Seperti Kreasi (kredit angsuran system fiducia), Krasida (Kredit angsuran
system gadai), Krista (kredit usaha rumah tangga), Kucica (Kiriman uang
cara instan cepat dan aman), Arrum (kreasi dengan system syariah), MULIA
(murabahah logam mulia investasi abadi), Jasa titipan, Jasa taksiran,
Kresna (kredit serba guna), jasa sewa gedung, balai lelang,
Pemasaran yang telah dilakukan melalui iklan dengan menyewa
endoserment Dude Herlino dan Krisdayanti. Hal tersebut dimaksudkan untuk
merubah mindset Konsumen bahwa Pegadaian semakin dinamis untuk kalangan
eksekutif muda serta untuk mendongkrak peningkatan citra. Dengan
penggunaan endorsement ini Pegadaian selain mengincar segmen menengah ke
bawah juga ingin mendekatkan diri pada kalangan yang atas (flexible)
Strategi yang digunakan juga dengan melakukan penetrasi pasar
yaitu membuka unit pelayanan cabang (UPC) di pasar-pasar dan
central-central keramaian. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan pada
konsumen dan untuk kota yang cenderung metropolis sangat memudahkan
nasabah dalam mengakses ke Pegadaian, karena tingkat kemacetan di kota hal
ini menjadi pertimbangan untuk lebih dekat ke pusat-pusat keramaian.
Untuk personal selling Perum Pegadaian terus melakukan
sosialisasi produk baru atau produk usaha lain ke para pegawai agar
menjadi internal branding sehingga mampu menjelaskan produk yang dimiliki
oleh Pegadaian. Untuk penguatan internal branding tersebut, Pegadaian juga
menerapkan standar nilai budaya perusaan Intan (Inovatif, Nilai moral
tinggi, Terampil, Adi layanan dan Nuansa citra).
Mengingat dalam bisnis gadai, Pegadaian masih menjadi
pemimpin di kelasnya sehingga banyak lembaga kredit yang ingin menirunya
(dimana ada Pegadaian pesaing berusaha untuk mendirikan usaha di dekatnya)
untuk itu Pegadaian mengedepankan jargon ‘mengatasi masalah tanpa masalah’
serta mengedepankan pengalaman / memiliki tenaga yang terampil dalam usaha
gadai hal ini agar lebih dipercaya oleh konsumen dan menimbulkan benak konsumen
kalo punya barang bernilai ingin kredit Pegadaian agar menjadi pilihan
prioritas utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar